Lampung Selatan – Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Bekraf) Republik Indonesia menggelar Workshop Branding Subsektor Fesyen di Hotel Bandara Syariah, Natar, Lampung Selatan, Minggu (9/11/2025).
Acara ini menghadirkan berbagai narasumber inspiratif, salah satunya Abdul Rohman Wahid, M.H., yang juga merupakan penggerak Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Provinsi Lampung.
Dalam paparannya, Abdul Rohman Wahid menekankan pentingnya membangun gerakan ekonomi kreatif berbasis nilai-nilai sosial dan budaya, terutama melalui sektor fashion dan kuliner yang memiliki potensi besar di Lampung.
Menurutnya, dua subsektor tersebut bukan hanya berbicara soal gaya hidup, tetapi juga tentang identitas, pemberdayaan, dan gotong royong masyarakat.
“Kami di GenPI Lampung selalu mendorong gerakan pemberdayaan masyarakat dengan semangat kolaborasi. Bersama Payungi dan Payungi University, kami belajar bahwa gotong royong adalah nilai utama yang menghidupkan setiap gerakan. Karena menjadi penggerak itu tidak mudah — syarat utamanya adalah harus selesai dengan diri sendiri,” ujar Abdul Rohman Wahid.
Ia menambahkan, penting bagi generasi muda Lampung untuk menempatkan kreativitas sebagai bagian dari solusi sosial. Bagi Abdul, fashion dan kuliner bisa menjadi medium untuk memperkuat ekonomi rakyat tanpa meninggalkan akar budaya dan nilai kebersamaan.
Kegiatan Workshop Branding Subsektor Fesyen ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk pejabat Kemenparekraf dan tokoh daerah. Hadir memberikan sambutan antara lain Sekretaris Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain Amir Hamzah, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung Bobby Irawan, S.E., M.Si., serta Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Hj. Chusnunia Chalim, Ph.D.
Dalam kesempatan tersebut, para narasumber juga menerima souvenir eksklusif dari Kemenparekraf sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka dalam mendukung pengembangan ekonomi kreatif di daerah.
Menutup sesi diskusi, Abdul Rohman Wahid mengajak seluruh peserta untuk terus menggerakkan perubahan dari hal-hal sederhana.
“Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil yang tulus. Mari terus bergerak, berkolaborasi, dan menginspirasi,” tutupnya. (Red)









