Banten – Kasus pengeroyokan yang terjadi beberapa waktu lalu menyeret nama penceramah kontroversial, Bahar bin Smith, kembali mencuat.
Seorang korban bernama Rida memberikan kesaksian mengejutkan tentang tindak kekerasan yang dialaminya usai kegiatan Peringatan Maulid Nabi di Cipondoh, Kota Tangerang, Banten pada Minggu Malam (21/9/2025).
Menurut pengakuan korban, Rida awalnya digiring masuk ke sebuah ruangan oleh sejumlah orang. Tanpa alasan yang jelas, korban langsung dipukul berulang kali.
“Awalnya itu saya ditarik ke dalam ruangan masjid, nggak ada apa-apa langsung dipukul,” ujar Rida dalam rekaman kesaksiannya.
Rida mengaku bukan hanya dipukul, tetapi juga mendapat perlakuan sadis. Mulutnya ditutup, disiram air, bahkan sempat disundut hingga membuatnya kesakitan.
“Mulut saya ditutup, disiram air, ada yang nyundut juga,” kata dia.
Lebih lanjut, korban menyebut Bahar bin Smith terlibat langsung dalam aksi pengeroyokan tersebut.
“Itu Bahar yang nyeret, Bahar yang mukul,” tegas Rida.
Ia memastikan penganiayaan bukan hanya dilakukan oleh pengikut, melainkan juga oleh Bahar sendiri.
Tidak hanya itu, menurut kesaksian korban, jumlah pengeroyok mencapai lebih dari sepuluh orang, di luar Bahar.
“Sepuluh lebih lah, orang dari luar juga ada. Jadi sama Bahar ada sebelas orang,” ungkapnya.
Tak hanya penganiayaan fisik, korban juga mengaku mendapat ancaman serius. Ia ditodong golok di leher dan diancam akan dibunuh maupun dimutilasi.
“Sempat ditodong golok di leher, katanya mau dibunuh, mau dimutilasi. Itu Bahar yang ngomong,” beber Rida dengan suara bergetar.
Dalam pengakuannya, Rida menyebut setelah pengeroyokan selesai, dirinya justru dibawa ke kantor polisi oleh Bahar sendiri.
“Saya diantarin ke kantor polisi sama si Bahar. Dia yang bikin laporan katanya saya provokasi,” ujar korban.
Ironisnya, Bahar diduga berupaya membalikkan fakta dengan melaporkan korban lebih dulu ke pihak berwajib. Rida mengaku tidak tahu persis isi laporan tersebut, namun ia mendengar tuduhan provokasi dilontarkan.
Kasus ini kini menjadi perhatian serius publik. Rekaman kesaksian korban yang beredar luas di masyarakat memicu gelombang kecaman terhadap tindakan kekerasan yang diduga dilakukan Bahar dan kelompoknya.
Banyak pihak menilai, kasus ini menjadi ujian penegakan hukum di Indonesia. Jika benar Bahar bin Smith terlibat langsung, publik mendesak agar aparat tidak ragu menjeratnya sesuai aturan hukum yang berlaku. ***