Banten – Kematian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan, dan setiap individu pasti akan menghadapi momen tersebut.
Namun, di era saat ini, sedikit sekali kita menjumpai orang yang memiliki kemampuan untuk melakukan pemulasaraan jenazah.
Padahal, pemulasaraan jenazah merupakan tindakan yang wajib bagi umat muslim.
Masyarakat seringkali merasa canggung ketika harus mengurus jenazah, terutama jika tidak memiliki pengetahuan yang cukup.
Proses pemulasaraan jenazah yang baik dan benar sangat penting untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum.
Banyak orang yang merasa bahwa pemulasaraan jenazah adalah tanggungjawab yang seharusnya diambil oleh orang tertentu, sehingga mereka tidak merasa perlu untuk mempelajarinya.
Hal ini sangat disayangkan, karena pengetahuan dan keterampilan dalam pemulasaraan jenazah sangatlah penting, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk memberikan dukungan kepada orang lain di saat-saat sulit.
Menjawab kondisi tersebut Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UIN SMH Banten hadir untuk memberikan pelatihan pemulasaraan jenazah bagi masyarakat di lingkar kampus UIN SMH Banten.
Kegiatan pelatihan pemulasaraan jenazah yang diselenggarakan oleh Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat dan Pengembangan Pedesaan (PkMPP) bekerjasama dengan para tokoh agama dan mahasiswa.
Lokasi kegiatan tersebut bertempat di Desa Jagabaya, Kelurahan Kemanisan, Kec. Curug Kota Serang, Banten.
Pelatihan ini berlangsung setiap hari Jumat mulai dari tanggal 13, 20, 27 September dan 4, 11 Oktober 2024.
Kegiatan rutin ini diikuti oleh ibu-ibu majelis taklim yang berjumlah sekitar 40 peserta yang terdiri dari beberapa RT yang ada di lingkar kampus UIN SMH Banten.
Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengurus jenazah sesuai dengan ajaran agama Islam.
Serta memperkuat rasa solidaritas di dalam komunitas, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemulasaraan jenazah sebagai bagian dari ibadah.
Pelatihan dimulai dengan sambutan hangat dari Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat dan Pengembangan Pedesaan (PkMPP) UIN SMH Banten Agus Sukirno, yang menekankan perlunya kolaborasi antara masyarakat dan tokoh agama dalam pengurusan jenazah.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa proses pemulasaraan jenazah merupakan tanggungjawab sosial yang harus dipahami oleh setiap anggota masyarakat.
Ia juga mengajak peserta untuk mengikuti kegiatan ini dengan serius, karena pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh akan sangat bermanfaat di kemudian hari.
Hal ini menunjukkan komitmen LPPM UIN SMH Banten untuk terus memberdayakan masyarakat dalam penguatan keagamaan dan berbagai aspek, termasuk pengurusan jenazah.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber dari praktisi berpengalaman dalam bidang pemulasaraan jenazah Ustadzah Jahrah.
Materi pertama yang disampaikan terkait konseptual atau teori tentang tata cara memandikan jenazah.
Narasumber tersebut menjelaskan tentang langkah-langkah pemulasaraan jenazah, mulai dari persiapan tempat dan alat mandi hingga cara melaksanakan mandi jenazah dengan baik dan benar.
Selain itu, narasumber juga menjelaskan langkah-langkah dalam mengafani jenazah.
Pelatihan ini juga mengajarkan bacaan doa untuk setiap tindakan yang akan dilakukan pada jenazah.
Peserta diajarkan untuk menjaga kehormatan jenazah selama proses mandi, serta pentingnya mematuhi syariat agama.
Setelah pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi praktik langsung.
Narasumber mempraktikan terlebih dahulu cara memandikan dan mengkafani jenazah dalam kelompok besar.
Kemudian peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan simulasi pemulasaraan jenazah.
Narasumber memberikan bimbingan dan koreksi saat peserta melakukan praktik, memastikan setiap langkah dilakukan dengan benar.
Praktik ini menjadi momen yang paling dinanti-nanti oleh peserta, karena mereka dapat langsung menerapkan ilmu yang telah didapatkan dalam sesi sebelumnya.
Melihat langsung proses pemulasaraan jenazah memberikan rasa percaya diri yang lebih bagi peserta untuk menghadapi situasi serupa di kemudian hari.
Pada setiap sesi pertemuan diadakan diskusi dan Tanya jawab.
Peserta diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang belum jelas.
Beberapa peserta mengajukan pertanyaan terkait dengan situasi khusus, seperti bagaimana mengurus jenazah yang terpapar penyakit menular atau jenazah yang tidak memiliki keluarga.
Narasumber dengan sabar menjawab semua pertanyaan peserta, memberikan penjelasan yang mendetail untuk memastikan pemahaman yang baik.
Sesi ini menjadi kesempatan bagi peserta untuk mendalami lebih lanjut aspek-aspek tertentu dalam pemulasaraan jenazah yang mungkin selama ini belum mereka ketahui.
Antusiasme peserta selama kegiatan sangat terlihat.
Mereka aktif terlibat dalam diskusi dan praktik, menunjukkan ketertarikan yang tinggi terhadap materi yang disampaikan.
Salah satu peserta, Siti Aminah, mengungkapkan rasa syukurnya atas pelatihan ini.
“Saya merasa sangat terbantu dengan pelatihan ini. Dulu, saya hanya tahu sedikit tentang pemulasaraan jenazah, tetapi sekarang saya merasa lebih percaya diri untuk membantu ketika ada anggota keluarga atau tetangga yang meninggal,” ujarnya dengan penuh semangat.
Testimoni seperti ini menunjukkan bahwa pelatihan ini telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi peserta.
Ketua RT setempat yang ikut menghadiri dan menyaksikan kegiatan pelatihan juga mengungkapkan opininya.
“Pelatihan ini sangat penting sekali, karena bisa melahirkan kader-kader baru dalam pemulasaraan jenazah, mengingat sampai saat ini petugas pemulasaraan jenazah ini sudah masuk kategori sepuh atau tua” ungkapnya.
Kegiatan ini juga mencerminkan upaya untuk menjaga tradisi dan budaya lokal dalam pengurusan jenazah, yang seringkali terabaikan di tengah perkembangan zaman.
Oleh karena itu, PkMPP UIN SMH Banten juga berencana untuk mengadakan pelatihan lanjutan dan program-program lain yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam bidang keagamaan.
Rencana ini menunjukkan komitmen PkmPP di bawah LPPM UIN SMH Banten untuk terus mendukung masyarakat dalam belajar dan berkembang.
Pelatihan yang berkesinambungan, diharapkan masyarakat dapat terus meningkatkan pengetahuan serta keterampilan mereka dalam berbagai aspek kehidupan, serta pentingnya hidup saling membantu dan mendukung dalam komunitas. ***