Tidak Libatkan Mathlaul Anwar di Peringatan HSN, KNPI Pandeglang Desak Evaluasi dan Copot Kepala Kemenag

Banten2375 Dilihat

Banten – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Pandeglang menyampaikan kritik tajam dan desakan tegas kepada Kemenag RI untuk mengevaluasi sekaligus mencopot Kepala Kemenag Pandeglang.

Desakan tegas KNPI Pandeglang untuk mencopot Kepala Kemenag Pandeglang ini buntut dari tidak dilibatkannya Mathlaul Anwar dalam kegiatan Hari Santri Nasional (HSN) yang baru-baru ini dilaksanakan di Pandeglang, Banten.

Ketua DPD KNPI Pandeglang, Saepudin menilai langkah yang dilakukan oleh Kemenag Pandeglang tersebut merupakan bentuk kelalaian serius dan ketidakpekaan sejarah, mengingat Mathlaul Anwar adalah sebuah Ormas Islam tertua di Pandeglang.

Selain itu, Ketua KNPI Pandeglang juga menilai bahwa Mathlaul Anwar sangat berperan besar dalam sejarah pendidikan dan dakwah Islam yang ada di Indonesia.

“Ini bukan sekadar kesalahan teknis. Tidak dilibatkannya Mathlaul Anwar dalam peringatan HSN jelas mencederai rasa keadilan dan mengabaikan kontribusi besar Ormas ini dalam perjalanan sejarah umat Islam,” kata Saepudin pada Rabu, 15 Oktober 2025.

KNPI Pandeglang juga menegaskan bahwa dalam proses pembentukan peringatan HSN di tingkat nasional, Mathlaul Anwar justru menjadi salah satu Ormas Islam yang paling aktif dan konsisten memperjuangkan lahirnya Hari Santri.

“Ironis sekali, Ormas yang sejak awal berjuang dalam penetapan HSN justru diabaikan di tanah kelahirannya sendiri,” tambahnya.

Dengan adanya kejadian tersebut, KNPI menilai kurangnya koordinasi, kepekaan sosial, dan penghormatan terhadap sejarah dari Pimpinan Kemenag Pandeglang.

“Seorang Kepala Instansi agama harus menjadi perekat, bukan sumber perpecahan. Karena itu, kami mendesak Menteri Agama RI untuk segera mencopot Kepala Kemenag Pandeglang dan menggantinya dengan sosok yang lebih terbuka serta memahami nilai sejarah,” tegasnya.

Akan tetapi, KNPI Pandeglang mencatat bahwa setelah munculnya kritik dan protes keras dari berbagai pihak, termasuk dari KNPI sendiri, pihak Kemenag akhirnya memperbaiki kesalahan dengan kembali melibatkan Mathla’ul Anwar dalam susunan kegiatan resmi HSN.

“Kami menghargai langkah perbaikan ini, tetapi hal tersebut menunjukkan bahwa ada persoalan serius dalam tata kelola dan komunikasi di tubuh Kemenag Pandeglang,” ucapnya.

KNPI Pandeglang menegaskan bahwa pernyataan ini adalah seruan moral dan bentuk tanggung jawab pemuda untuk memastikan nilai keadilan, penghargaan terhadap sejarah, dan kebersamaan umat tetap dijaga.

“Peringatan HSN adalah momentum pemersatu, bukan milik satu golongan,” ujarnya.

Pandeglang sebagai daerah tanah kelahiran Mathlaul Anwar seharusnya menjadi contoh penghormatan sejarah Umat Islam.

“Pandeglang sebagai tanah kelahiran Mathla’ul Anwar seharusnya menjadi contoh penghormatan terhadap sejarah perjuangan Islam,” tutupnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *