Mengelola Pengetahuan?

Madani News – Bagaimana menumbuhkan pengetahuan di dalam komunitas masyarakat? Bagaimana mengelola pengetahuan menjadi proses penyadaran sampai memunculkan pergerakan dan pengorbanan? Di dalam sebuah masyarakat pedesaan, pengetahuan ditiru dikerjakan dengan praktik-praktik musiman. Ketika budaya pertanian terjadi, antar generasi melakukan hal yang sama karena faktor perilaku (behavior) dan kebiasaan (habit).

Kemajuan pertanian digenerasi selanjutnya lebih banyak bukan karena datangnya sarjana pertanian bertungkus lumus bersama masyarakat melakukan kerja-kerja pengetahuan, tapi karena ada konsep studi tiru, eksperimen pemuda aktif atau pemuda yang pulang dari luar daerah bahkan luar negeri kemudian praktik modernisasi system pertanian. Komunitas adat lebih menarik, mereka mentradisikan pertanian bukan karena mengejar kapital tapi karena menjaga berlangsungnya hubungan manusia, alam dan kebudayaannya.

Di luar tradisi komunitas akademik, tradisi lisan dan praktik adalah cara masyarakat desa mengelola pengetahuan. Seseorang menjadi tukang bangunan, biasanya karena kepepet, kemudian menjadi buruh harian, dan langsung belajar dari tukang lama. Tradisi masyarakat desa dengan profesi apapun, tidak ada tradisi mencatat atau ikut kursus. Dampaknya, lambat terjadi kesadaran berkelompok mengelola pengetahuan berbasis komunitas, meskipun sudah hadir teknologi dan digitalisasi.

Apapun profesinya, tradisi berkumpul, praktik bersama, komitmen berkorban akan menumbuhkan pengetahuan ke banyak orang. Proses panjang inilah yang akan menghasilkan kebudayaan dan kesejahteraan. Pengetahuan bukan hanya milik kaum terpelajar, yang seolah tersimpan rapi dalam kurikulum, laboraturium tertutup, jurnal-jurnal ritual, perpustakaan eksklusif dan segala hal yang membuat pengetahuan tersimpan rapi di ruang akademik.

Pendidikan transformasi berbasis komunitas punya agenda progresif mengkonversi pengetahuan kembali ke tengah masyarakat. Tradisi membaca, mencatat, diskusi, aksi, laboraturium desa, studio seni, budaya dokumentasi penting bagi desa. Jadi, mengelola pengetahuan sangat penting dalam ekosystem pemberdayaan, agar desa tumbuh berdaya.

Penulis : Dharma Setyawan (Founder Payungi dan Ketua Pembina GenPI Lampung)