Diskusi Publik Bahas Dampak Krisis Iklim terhadap Kedaulatan Pangan di Rulung Mulya

Lampung Selatan — Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perubahan iklim dan dampaknya terhadap kedaulatan pangan, organisasi perempuan Kalyanamitra menggelar Diskusi Publik bertema “Dampak Krisis Iklim terhadap Kedaulatan Pangan”, Senin (27/10/2025), di Balai Desa Rulung Mulya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.

Acara ini dihadiri oleh masyarakat Desa Rulung Mulya, para pamong desa, tokoh perempuan, serta perwakilan kelompok tani dan pelaku usaha kecil setempat. Kegiatan tersebut secara resmi dibuka oleh Kepala Desa Rulung Mulya, Bapak Maryoto, yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan edukatif ini.

“Perubahan iklim bukan hanya soal cuaca, tetapi juga menyangkut keberlangsungan pangan dan kehidupan masyarakat desa. Melalui kegiatan seperti ini, kami berharap warga bisa lebih sadar dan siap menghadapi tantangan iklim dengan langkah nyata di tingkat lokal,” ujar Maryoto.

Diskusi menghadirkan narasumber Dharma Setyawan, M.A Founder Lembaga Payungi Metro, yang memaparkan pentingnya peran masyarakat desa dalam menjaga ketahanan pangan secara mandiri dan berkelanjutan. Ia menekankan bahwa dampak krisis iklim kini sudah terasa pada sektor pertanian, terutama pada pola tanam dan hasil produksi pangan masyarakat.

Selain paparan narasumber, kegiatan juga diisi dengan dialog interaktif antara peserta dan fasilitator dari Kalyanamitra, yang mengangkat berbagai pengalaman masyarakat dalam menghadapi perubahan cuaca ekstrem, keterbatasan air, hingga menurunnya produktivitas lahan pertanian.

Kalyanamitra, sebagai lembaga yang sejak 1985 berfokus pada komunikasi dan informasi perempuan, menegaskan komitmennya dalam mendorong pembangunan desa yang berperspektif gender dan berkelanjutan. Program ini merupakan bagian dari pendampingan Kalyanamitra di empat desa di Kecamatan Natar, termasuk Desa Rulung Mulya.

Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum bagi masyarakat desa untuk memperkuat kolaborasi dalam menjaga lingkungan, meningkatkan kesadaran terhadap krisis iklim, serta mengembangkan inovasi lokal menuju desa yang lebih maju, mandiri, dan tangguh menghadapi perubahan iklim. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru