Madani News – Sekolah Seni Tubaba dan Jagad Gallery akan menggelar pameran seni rupa bertajuk Beyond Elasticity: Rubber and Materiality di Jagad Gallery, Jl Timor No 25, Menteng, Jakarta Pusat. Pameran akan dibuka oleh Umar Ahmad (Bupati Tubaba 2017-2022), pada hari Jum’at 17 Mei, pukul 18:00 WIB. Dikuratori Asmudjo D Irianto, melibatkan sejumlah seniman ternama Indonesia: Agus Suwage, Anusapati, Catur Nugroho, Dolorosa Sinaga, Elyezer, Handiwirman, Iwan Yusuf, Maharani Mancanegara, Septian Hariyoga, Suvi Wahyudianto, Titarubi dan Yuli Prayitno.
Pameran ini didahului residensi di Tubaba,-sebuah kota kecil di utara Provinsi Lampung, yang dalam hampir satu dekade dikenal dengan kerja kebudayaan yang berkelanjutan. Tubaba juga merupakan kota transmigrasi yang dihuni multi etnis, mayoritas mata pencaharian masyarakatnya adalah bertani karet. Pada Februari lalu, para seniman bermukim untuk mengetahui ekosistem karet secara lebih dekat.
Mereka mengunjungi kebun-kebun karet, bertemu dengan para petani, pemilik pabrik dan para stakeholder. Mempelajari karakter lembaran karet (rubber sheet), yang dibayangkan sebagai medium utama penciptaan karya. Dalam waktu sekira dua bulan para perupa melalukan eksperimentasi lembaran karet, sebagian mencampurnya dengan medium yang selama ini telah menjadi tradisi penciptaan karya mereka masing-masing.
Dalam dunia seni rupa kontemporer tidak dikenal adanya medium specificity, atau medium yang mendapatkan privilege khusus, sebagaimana medium seni lukis dalam seni rupa modern. Spesifikasi lukisan sebagai medium disusun dari komponen-komponen materialnya, yaitu kanvas dan cat, menjadi gubahan bentuk yang ditentukan oleh cara pengerjaannya, bergantung metode dan gaya yang dipilih oleh senimannya. Dengan kata lain, material dalam lukisan dan metode pengerjaanya menjadi hal penting yang muncul menjadi karakter fisik lukisan.
Belakangan, percakapan tentang material kembali populer, dan bisa dikatakan terjadi re-materialisasi. Sesuai pluralitas dan tidak adanya medium specificity dalam senirupa kontemporer, maka segala macam medium dan material dapat tampil dalam seni rupa kontemporer, tanpa hirarki.Berbagai material yang di masa lalu dianggap sebagai meterial non-seni dipergunakan.
Dalam konteks ketersediaan material, Indonesia memiliki kakayaan material alam yang dapat dimanfaatkan oleh seniman. Salah satu material alam yang belum dimanfaatkan seniman untuk berkarya adalah karet alam (Havea Brasilianis). Seluruh karya dalam pameran ini ingin memperlihatkan bahwa karet melebihi karakteristik elastisitasnya semata.
Pameran Beyond Elasticity: Rubber and Materiality berlangsung 17 Mei-30 Juni 2024, diharapkan pameran ini menumbuhkan penyadaran terhadap keberlimpahan material seni rupa di sekitar kita. Potensi karet sebagai medium utama dalam pameran diharapkan bisa pula memberikan kontribusi pada seni rupa kontemporer, di sisi lain ide-ide dalam setiap karya yang dipamerkan dapat menjadi renungan dan inspirasi bagi praktik kebijakan ekosistem karet di Indonesia. (Red)