Pelatihan Nasional Guru dan Tenaga Pendidik Disabilitas Rungu Wicara Digelar di Kota Metro

DMI Pusat, BAZNAS RI, Komunitas Payungi Kota Metro dan Pemerintah Daerah Bersinergi untuk Pendidikan Inklusif

Kota Metro, 15 Agustus 2025 – Musholla Sabilil Mustaqim di kawasan Payungi, Kota Metro, Provinsi Lampung, menjadi saksi terselenggaranya Pelatihan Guru dan Tenaga Pendidik bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara. Kegiatan ini diinisiasi Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) melalui Bidang Pemberdayaan Potensi Muslimah, Anak, dan Keluarga (PPMAK), bekerja sama dengan BAZNAS RI, dengan dukungan penuh Pemerintah Kota Metro, jejaring Komunitas Payungi, dan berbagai komunitas lainnya.

Pelatihan yang dilaksanakan pada 15–16 Agustus 2025 ini merupakan bagian dari Training of Trainer (ToT) Pengajar Al-Qur’an Isyarat, yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas pendidik dalam memberikan layanan pembelajaran yang ramah dan aksesibel bagi peserta didik penyandang disabilitas, khususnya tunarungu wicara.

Acara ini dihadiri oleh unsur Dewan Masjid Indonesia Pusat dan Kota Metro, BAZNAS RI, Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (PPPANKB), Komunitas Penyandang Disabilitas, Komunitas Payungi, tokoh masyarakat, serta pengurus Musholla Sabilil Mustaqim.

Dr. Hj. Maria Ulfah Anshor, M.Hum, Sekretaris Jenderal PP DMI, dalam sambutannya menyatakan:
“Kami ingin memastikan tidak ada satu pun anak bangsa yang tertinggal dalam pendidikan agama. Melalui pelatihan ini, kami membekali para guru dan tenaga pendidik dengan keterampilan khusus, sehingga Al-Qur’an dapat diajarkan dan dipahami oleh semua kalangan, tanpa terkecuali.”

Perwakilan BAZNAS RI menegaskan pentingnya sinergi antar-lembaga dalam mewujudkan pendidikan inklusif.

“Kesenjangan akses pendidikan bagi penyandang disabilitas harus ditutup dengan kerja nyata. Kolaborasi lintas sektor seperti hari ini adalah langkah konkret menuju Indonesia yang setara,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Metro yang diwakili oleh sekretarisnya menilai pelatihan ini sejalan dengan visi Kota Metro sebagai daerah ramah disabilitas.

“Kami berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan program ini, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh sekolah, lembaga pendidikan nonformal, dan masyarakat luas,” katanya.

Dari pihak komunitas, perwakilan Penyandang Disabilitas Tunarungu Wicara menyampaikan apresiasi yang mendalam.

“Kami merasa diakui, diberdayakan, dan diberi kesempatan untuk berkembang. Ini adalah langkah besar bagi kami untuk berkontribusi di lingkungan masing-masing,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Dharma Setyawan, M.A., penggerak Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi) sekaligus pengurus Gerakan Komunitas di Disabilitas Corner Payungi, menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, lembaga nasional, dan komunitas lokal.

“Payungi selalu membuka ruang kolaborasi bagi semua pihak. Dengan sinergi seperti ini, kita bisa menciptakan ekosistem pemberdayaan yang menyeluruh, terutama bagi saudara-saudara kita penyandang disabilitas,” ujarnya.

Pelatihan ini tidak hanya membekali peserta dengan keterampilan mengajar berbasis bahasa isyarat Al-Qur’an, tetapi juga memperkuat jejaring antar-pendidik di berbagai daerah. Kegiatan ini diharapkan menjadi model nasional dalam pengembangan pendidikan inklusif yang dapat diadaptasi di seluruh wilayah Indonesia. (Red/Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *