Lampung Timur – Suasana semangat dan kebersamaan kembali terasa di Desa Margototo, Kecamatan Metro Kibang, Lampung Timur. Sejak pagi buta, puluhan warga dengan antusias bergotong royong membangun fasilitas Kampus Perkampingan Margototo. Bukan sekadar memperbaiki dinding atau merapikan lokasi, tetapi kegiatan ini menjadi simbol nyata kebersamaan warga dalam mewujudkan desa yang mandiri, produktif, dan berdaya saing.
“Kami tidak hanya membangun kandang, tetapi juga membangun harapan. Harapan agar peternakan kambing di desa ini semakin maju dan menjadi penggerak ekonomi masyarakat,” ungkap salah satu warga dengan penuh semangat.
Pengetahuan dan Gotong Royong: Fondasi Pemberdayaan
Gerakan ini tak hanya mengandalkan tenaga, tetapi juga dibekali pengetahuan. Melalui program Sekolah Desa atau Bootcamp Desa Makmur Lamtiman, para peternak mendapatkan materi berharga dari Payungi University, Tim Desa Makmur, dan GenPi Lampung.
Materi pelatihan mencakup:
-
🌿 Pengembangan Pariwisata & Ekonomi Kreatif – agar desa mampu menciptakan daya tarik dan peluang baru.
-
🌱 Pemetaan Potensi Desa – agar semua kekuatan lokal bisa dimanfaatkan secara optimal.
-
🐐 Budidaya Kambing Etawa & Produksi Susu Perah – meningkatkan keterampilan teknis peternak.
-
🤝 Pemberdayaan & Kebudayaan Desa – memperkuat jati diri dan identitas kolektif warga.
-
📢 Manajemen Promosi & Branding Desa – mengenalkan produk desa hingga menjangkau pasar yang lebih luas.
Para peserta bahkan berkesempatan langsung belajar dari praktik sukses peternakan kambing perah di Telaga Rizqy, yang kini memasok susu hingga ke perusahaan multinasional.
“Ilmu yang kami dapatkan membuka wawasan kami tentang manajemen ternak, cara memasarkan hasil produksi, hingga bagaimana berkolaborasi untuk memperkuat ekonomi desa,” ujar seorang peserta bootcamp.
Bupati Ela Nuryamah: Gotong Royong adalah Daya Ungkit Ekonomi
Bupati Lampung Timur, Ela Nuryamah, memberikan apresiasi tinggi terhadap kekompakan warga. Ia menekankan pentingnya gotong royong dan pengetahuan sebagai kekuatan utama dalam membangun desa.
“Kita tidak hanya merawat hewan ternak, tetapi juga harus merawat pengetahuan dan semangat kebersamaan. Dengan cara ini, gerakan pemberdayaan akan berdampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat,” tegas Bupati Ela.
Ia juga mendorong agar keberhasilan gerakan ini terus dirawat, tidak berhenti pada pembangunan fisik, tetapi juga meluas pada strategi pemasaran, manajemen usaha, dan penguatan nilai-nilai kebersamaan agar desa benar-benar berdaya secara berkelanjutan.
Membangun Harapan dari Kandang
Kegiatan gotong royong ini diakhiri dengan foto bersama para warga. Wajah-wajah penuh semangat itu menjadi cerminan bahwa mereka sedang membangun harapan baru untuk desa.
Gerakan ini menunjukkan bahwa pemberdayaan bukan hanya tentang bantuan material, tetapi tentang bagaimana masyarakat mampu bersatu, belajar, dan berkolaborasi. Dari kandang, mereka merintis jalan menuju kesejahteraan bersama.
“Yang paling penting, gerakan ini bukan hanya terlihat dari hasil fisiknya, tetapi dari dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat. Dari gotong royong, lahirlah pengetahuan, dari pengetahuan tumbuh kemandirian, dan dari kemandirian terwujud kesejahteraan,” tutup Bupati Ela penuh keyakinan. (Red)