Berkas Dikembalikan! Seleksi Sekda Cacat dan Mencoreng Wajah Birokrasi Banten

Banten26 Dilihat

Banten – Proses seleksi Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten kembali menuai kecaman keras, setelah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengembalikan berkas hasil seleksi karena tidak menyertakan nilai manajemen talenta dari BKN.

Langkah proses seleksi Sekda Banten tersebut menunjukkan adanya pelanggaran yang serius terhadap prinsip meritokrasi dan keterbukaan yang seharusnya jadi fondasi birokrasi modern.

Koordinator Aliansi BEM Banten Bersatu Bagas Yulianto, menyebut pengembalian berkas oleh Kemendagri bukan hanya sekadar bentuk koreksi administratif.

Akan tetapi, sebuah tamparan keras atas carut-marutnya integritas birokrasi yang ada di Provinsi Banten.

“Apa yang dilakukan Panitia Seleksi sangat memalukan! Seleksi Sekda Banten ini tidak hanya cacat prosedural, tapi telah mencoreng wajah birokrasi Banten di mata nasional,” tegas Bagas dalam keterangannya.

Bagas Yulianto menilai bahwa sejak awal proses seleksi Sekda Banten tersebut sudah ditandai dengan banyak kejanggalan.

“Penilaian tidak dibuka terhadap publik, indikator tidak jelas, dan nilai manajemen talenta yang krusial justru disembunyikan. Ini bukan kelalaian biasa. Ini adalah bentuk pembangkangan terhadap aturan,” ujar Bagas.

Lebih lanjut, dirinya kemudian menyoroti nama Deden Apriandhi yang disebut-sebut sebagai calon kuat Sekda Banten sekaligus Plh saat ini.

“Fakta bahwa Deden dekat dengan Gubernur Andra Soni, sementara nilainya dipaksa melesat tanpa transparansi, menambah kecurigaan bahwa ini hanyalah panggung formalitas demi meloloskan figur titipan,” katanya.

Tak kalah keras, Bagas juga mengkritik peran akademisi dalam Panitia Seleksi, khususnya Prof. Suwaib Amiruddin dari Kampus Untirta.

“Saat seorang akademisi duduk diam menyaksikan proses yang curang, maka dirinya juga ikut mencemari nama baik institusi ilmiah. Dunia kampus harusnya jadi benteng moral, bukan jadi perpanjangan tangan kekuasaan,” tegasnya.

Aliansi BEM Banten Bersatu menegaskan bahwa mereka akan segera menggelar aksi unjuk rasa sebagai bentuk kekecewaan dan desakan moral.

Lokasi aksi yang akan dilaksanakan oleh Aliansi BEM Banten Bersatu tersebut direncanakan di depan Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang dan akan melibatkan elemen mahasiswa lintas kampus serta organisasi masyarakat sipil.

“Kami akan turun! Karena kami tak mau birokrasi Banten dijalankan oleh pejabat yang lahir dari proses curang,” tegas Bagas.

Menurut Bagas, Gubernur Banten Andra Soni harus bertanggung jawab atas tercorengnya proses seleksi Sekda Banten ini.

“Ini bukan hanya salah Panitia Seleksi! Gubernur tidak boleh bersembunyi di balik tim seleksi. Ini tanggung jawab moral dan politik beliau di hadapan rakyat,” katanya.

Hal ini indikasi kuat adanya dugaan praktik KKN, yang bertolak belakang dengan janji kampanye Gubernur soal ‘Banten Maju, Adil, Merata, dan Tidak Korupsi.

“Jika wajah birokrasi Banten hari ini tercoreng, maka luka itu bukan hanya milik ASN, tapi milik seluruh rakyat. Kami mahasiswa akan berdiri di garis depan untuk memastikan jabatan publik tidak lagi jadi arena dagang kekuasaan. Ini perjuangan untuk masa depan Banten yang bersih dan berintegritas, Gubernur Banten Andra Soni harus cepat menyelesaikan carut marut birokrasi pemerintah Banten sekarang juga.” tutup Bagas dengan lantang. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *